Rabu, 20 Februari 2008

PENGALAMAN ANEH DALAM SAKARAT

Oleh : DR. H. Ramli Abdul Wahid, MA
Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN-SU
Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI-SU




A. Pendahuluan
Banyak informasi Al-Quran dan Hadis tentang hal gaib, baik dalam kehidupan dunia maupun sesudah mati yang tidak dapat diamati dengan pancaindra dan tidak pula dapat dieksperimen sehingga tidak dapat diterima orang yang tidak beriman. Bahkan, orang Mukmin juga ada yang merasa terpaksa percaya kepadanya. Akalnya tidak dapat menerimanya, tetapi karena masih ragu untuk keluar dari Islam, sementara hal itu diberitakan Al-Quran dan Hadis serta para guru pun mewajibkannya untuk beriman, ia pun mengaku percaya walaupun hatinya tetap ragu.
Sebenarnya, dalam kehidupan pun banyak terjadi peristiwa ganjil yang sulit diterima akal, tetapi berlangsung dalam kenyataan. Misalnya, di Simpang Talang, Puncak, Bogor Haji Asyari melakukan operasi kilat terhadap berbagai penyakit benjolan, daging tumbuh, dan kanker. Penulis sendiri mernyaksikannya dan bahkan sempat dioperasi pada bagian perut untuk mengeluarkan batu. Meskipun batunya tidak ditemukan, namun pisau sempat ditancapkan tiga kali ke perut dan kemudian ditutup dengan hansaplast. Bekas lukanya pun hilang setelah satu hari. Di Pasar Samarang, Garut seorang yang bernama Haji Aron melakukan hal yang sama. Ia mudah saja mengeluarkan daging tumbuh dan menutup bekas operasinya dengan hansaplast dan berselang beberapa waktu bekasnya pun hilang. Di belakang Polonia, seorang yang bernama Syuib Harahap juga melakukan pengobatan secara aneh. Ia selalu melakukan pengobatan secara duet. Setelah membaca doa, biasanya ia memindahkan penyakit pasiennya kepada teman duetnya. Kemudian, ia berkomunikasi dengan penyakit itu melalui teman duetnya yang sudah kesakitan itu dan setelah mengetahui identitas penyakit, ia mengusirnya. Sementara pasiennya betul-betul merasa penyakitnya telah hilang. Setelah beberapa waktu, kadang-kadang penyakit itu masuk lagi kepada pasiennya sehingga pengobatan yang sama diulangi lagi untuk beberapa kali.
Kejadian aneh lain adalah seorang ibu melahirkan bayi kura-kura pada tahun lima puluhan. Pengasuhnya bernama Hafsah yang dulunya tinggal di Sei Kepayang Darat, Asahan dan sekarang menetap di Riau. Kura-kura itu minum susu dan sempat hidup beberapa hari. Seorang gadis cilik yang nama panggilannya, Semi di Perkebonan Adolina, Kampung Staman, Perbaungan ketika berumur sembilan tahun sempat mati beberapa jam. Kain kapannya sudah diambil dari kantor kebun papan keranda sudah dipotong dan alat-alat jenazahnya sudah disiapkan, tiba-tiba ia bergerak dan hidup kembali sampai sekarang. Sekarang ia masih hidup sudah menjadi nenek tinggal di Perbaungan. Kemanakannya sekarang tinggal di Garu III, Gang 4, Simpang Marindal, Medan.
Dalam kajian tauhid, kejadian-kejadian aneh dinamai dengan berbagai sebutan. Jika terjadi pada calon seorang nabi disebut irhash, pada seorang nabi disebut mukjizat, pada seorang wali Allah disebut karamat, pada seorang Mukmin yang saleh disebut ma`unah, pada seorang fasik bila sesuai dengan keinginannya disebut istidraj atau sihir dan bila berbeda dengan keinginannya disebut istihanah. Contoh-contoh dikemukakan untuk membuktikan bahwa kejadian-kejadian yang tidak masuk akal bisa terjadi dengan izin Allah. Demikian jugalah pemberitaan Al-Quran dan Hadis tentang wujud jin dan makhluk halus lainnya, pencabutan nyawa oleh Malaikat Izrael, azab kubur, dan peristiwa kiamat.
Dalam tulisan ini dikemukakan ayat 93 dari surat al-An`am yang artinya, “Dan sekiranya engkau melihat di waktu orang-orang zalim dalam sakarat maut sedang malaikat memukul dengan tangan mereka (seraya berkata), keluarkanlah nyawamu, pada hari ini kamu dibalasi dengan siksa penghinaan karena kamu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar dan kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.”
Ayat ini menjelaskan bahwa orang zalim, termasuk orang yang maksiat kepada Allah akan dipukuli malaikat ketika hampir mati atau dalam keadaan sakaratulmaut dan akan mendapat azab penghinaan. Malaikat dan perlakuan mereka terhadap orang yang hampir mati ini tentunya tidak pernah disaksikan orang. Akan tetapi, keterangan di bawah ini nanti akan menceritakan kejadian itu. Adapun azab penghinaan mengandung makna penyaksian orang banyak terhadap seseorang dalam keadaan tidak terhormat.

B. Pengalaman Sakarat
Sehubungan dengan pengalaman sakaratulmaut, berikut ini dikemukakan kejadian-kejadian luar biasa.
1. Abdullah bin Ahmad menceritakan bahwa ia sudah memegang tali dari kain untuk mengikat dagu ayahnya jika meninggal yang dalam sakaratulmaut. Tiba-tiba Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Tidak, jauhlah, tidak, jauhlah.” Kemudian ia sadar. Abdullah bertanya mengapa hal itu diucapkannya. Imam Ahmad menjelaskan bahwa setan berdiri setentang dengannya sambil menggigit jarinya dan berkata, “Hai Ahmad, cobalah uji aku dan tarik kepadamu.” Aku menjawabnya dengan kalimat itu.
2. Ketika Imam Abu Ja`far al-Qurthubi dekat wafat, orang mengajarinya, “Ucapkanlah, La ilahaillallah. Ia berkata, “Tidak.” Ketika ia siuman, orang menceritakan hal itu kepadanya. Imam Abu Ja`far menerangkan bahwa dua orang setan datang kepadanya. Satu sebelah kananya dan yang satu lagi sebelah kirinya. Seorang di antara mereka berkata, “Matilah dalam agama Yahudi karena itulah agama yang terbaik.” Seorang lagi berkata, “ Matilah dalam agama Kristen karena itulah agama yang terbaik. Menjawab tawaran itulah Imam Abu Ja`far berkata, “Tidak.”
3. Seorang pemimpin komunis terkemuka di Medan menjalani operasi karena penyakit tertentu. Dalam keadaan di larang bergerak, tiba-tiba dia bergerak dengan sekuat tenaganya karena mengelak dari anjing yang hendak menerkamnya. Tidak lama kemudian ia meninggal.
4. Abdullah bin Rawahah pingsan. Seorang perempuan meratapinya. Ketika siuman, Abdullah menjelaskan bahwa setiap perempuan itu meratapinya malaikat yang berdiri memegang besi bertanya kepadanya apakah benar yang dikatkan perempuan itu. Abdullah menjawab, “Tidak.” Sekiranya ia menjawab benar tentunya malaikat itu memukulkan besinya.
5. Kiyai Fathul Bari di desa Telanger, Soko Hanah, Simpang (Madura) pingsan selama 45 menit pada Ahad, 9 Agustus 1970. Ia telah dinggap mati dan ditangisi oleh keluarga. Tiba-tiba dia sadar kembali. Karena peristiwanya tersebar luas, wartawan Harian Abadi sempat datang mewawancarainya. Kiyai menerangkan pengalamannya antara lain bahwa ia merasa sangat panas, lapar dan haus. Seorang yang menyerupai neneknya yang telah lama meninggal datang sambil membawa makanan dan minuman yang sangat butuhkannya. Orang itu berkata, “Kalau engkau mau menerima pemberian saya ini, tentunya engkau akan masuk sorga seperti hal saya dulu dapat masuk sorga karena menerima pemberian yang serupa.” Tawaran itu tolaknya. Dia melihat catatan kebaikan dan kejahatan. Dia nerasa tidak berada di dunia. Rohnya keluar dengan sakitnya seakan-akan tubuhnya hancur luluh. Ratap dan tangisan orang-orang sekitarnya sangat mengganggu jasadnya yang hancur itu. Dia dibaringkan. Katanya dia melihat semua sanak keluarga. Dia dibawa melayang ke alam luas. Dia dibawa ke sebuah tempat yang berbau busuk. Di sana laki-laki dan perempuan dalam keadaan yang menyedihkan. Tapi, penjaganya menolaknya. Kemudian, dia dibawa ke tempat yang lain yang keadaannya lebih baik. Tapi, di sinipun dia ditolak. Saat itulah mungkin dia sadar kembali. Namun, pada tanggal 10 Agustus 1970 Kiyai tersebut benar-benar menghembuskan nafasnya terakhir.
Peristiwa-peristiwa di atas menunjukkan bahwa orang yang dalam sakaratulmaut melihat sesuatu yang orang di sekitarnya tidak melihatnya. Demikian jugalah kejadian orang-orang zalim dipukuli malaikat, sedang orang sekelilingnya tidak menyaksikannya. Bahkan, mereka yang dalam sakaratulmaut menyaksikan bermacam-macam pemandangan sebagaimana yang diberitakan dalam Al-Quran dan Hadis.

C. Azab Kehinaan
Di dalam Al-Quran disebutkan beraneka macam azab. Ada yang disebut azabal hariq yang artinya siksa bakar, azaban nar yang artinya siksa api neraka. Kedua macam siksaan ini tidak mesti disaksikan orang lain. Sementara siksa penghinaan mengandung makna bahwa kejadian itu ditonton orang banyak. Sehubungan dengan pengertian ini, mungkin contoh-contoh berikut bisa dikaitkan dengan maksud tersebut.
1. Seorang jawara meninggal tiba-tiba pada Senin malam sehabis Isya bulan Oktober 2000 di Kampung Hulu, Jawa Tengah. Darah keluar dari mulut, hidung, mata, dan telinga. Sekujur tubuh membengkak dan busuk sehingga sarung yang dipakainya tak muat lagi. Setelah anaknya datang dari Jakarta, pada hari Rabunya jam 11.00 jenazah disalatkan, tetapi dalam jarak lima meter karena orang yang menyalatkan tak tahan mencium baunya. Orang juga enggan mengusung kerandanya karena bau dan darah serta nanah merembes di kain kapannya. Mayat ini ternyata adalah putra seorang Kiyai yang mempunyai pesantren dan jenazah sendiri pernah menjadi santri selama enam tahun dan jago ilmu nahu, saraf dan memaknai Alquran. Ketika berkeluarga, ia mengalami kesulitan hidup dan akhirnya berubah sikap dan menjadi jawara yang ditakuti masyarakat sehingga dia makan, menganmbil rokok dari warung orang tanpa bayar, suka memukul isteri dan menipu.
2. Seorang janda miskin dan telah berusaha berdagang kecil-kecilan tapi gagal. Akhirnya dia putus asa dan berselingkuh sampai melahirkan anak zina dua kali dan pada hamil ketiga dari hubungan gelap ia mengalami pendarahan dan meninggal pada hamil empat bulan. Jenazahnya sangat berat dan membesar dan tidak dapat dipisahkan dari keranda sehingga dikubur bersama kerandanya.
3. Seorang kakek tua dan kaya di Desa Sukamaju, Jawa Tengah meninggal pada tahun 80-an. Mayatnya membesar dan memanjang sehingga kuburannya dibesarkan tiga kali, tapi tidak juga cukup.Penggalian kuburannya juga cukup aneh. Kalajengking yang besar-besar berwarna hijau ke hitam-hitaman bermunculan di mana-mana. Dicoba pindah dua kali tetapi kalajengking bermunculan sehingga jenazah dimasukkan ke liang pertama walaupun kalajengking penuh menunggunya. Karena terus memanjang, mayat terpaksa dibengkokkan. Rupanya, kakek ini suka menggeser batas tanah termasuk terhadap tanah saudaranya sendiri.
4. Seorang perempuan pengkhayal ingin kaya. Setelah kawin 10 tahun namun kekayaan yang dikhayalkannya tidak diperolehnya akhirnya dia berselingkuh dengan pedagang kelontong. Kisah ini terjadi di Blora, Jawa Tengah. Dia cerai dari suaminya dan kawin dengan teman selingkuhnya. Karena mengetahui tujuannya, suami kedua ini pun menceraikannya. Berselang beberapa tahun, dia kembali kepada suaminya pertama. Untuk mewujudkan khayalannya, dia melakukan persugian sambil berdagang rempah-rempah. Dagangnya tumbuh berkembang. Dia pun mulai memiliki truk, mobil, rumah dan kemewahan lainnya. Suatu hari, dia bersama suaminya pergi mengambil bahan dari desa yang agak jauh. Waktu pulangnya, dia mengantuk dan tidur sendirian di belakang. Tiba-tiba, terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kepalanya hancur, otaknya berserakan ke luar, dan ususnya pun terburai keluar. Dia mati di tempat dan ketika dikuburkan, air warna darah merah pekat serta bau amis keluar dari sela-sela kuburannya. Dia pun dimasukkan ke dalam kuburan yang terendam air darah itu. Masyarakat menduga bahwa ini akibat persugian yang dilakukannya.

D. Penutup
Uraian di atas menunjukkan bahwa seorang yang sedang dalam sakarat menghadapi berbagai cobaan dan pengalaman, sedang orang yang hadir mengelilinginya tidak melihatnya. Ini sejalan dengan keterangan Khalifah Uman bin Khattab, Hadirilah orang-orang yang hendak mati di antara kamu dan ingatkanlah mereka. Sebab, mereka sedang melihat apa yang tidak kamu lihat dan ajarkanlah kepada mereka La ilahaillalllah. Suatu pelajaran bahwa cobaan itu bukan hanya dihadapkan kepada orang-orang zalim, tetapi juga kepada orang alim dan saleh. Karena itu, orang-orang saleh dahulu sangat takut mengingat sakarat. Karena dalam sakarat seorang merasa panas, sangat lapar dan dahaga. Mereka khawatir kalau tidak mampu melawan godaan itu sehingga mati dalam kufur. Nabi sendiri memohon agar Allah meringankan sakaratulmaut baginya dalam doanya, “Allahumma hawwin `alayya sakaratulmaut.” (Ya Allah, ringankanlah bagiku sakaratulmaut). Bila para ulama dan orang saleh menghadapi cobaan dalam sakarat, tentunya orang biasa lebih wajar menerima cobaan itu.
Uraian di atas juga menggambarkan bagaimana orang-orang maksiat ketika dikuburkan. Allah menunjukkan beraneka macam kejadian aneh terjadi pada diri mereka setelah mati sebelum dimakamkan dan dapat disaksikan orang banyak. Kejadian-kejadian ini diturunkan dari buku Pedoman Mati Menurut Al-Qur,’an dan Hadis karya H.M.Arsjad Thalib Lubis dan majalah Hidayah edisi 35, 36, 37, dan 38 tahun 2004. Tampaknya, cerita tentang pengalaman dan kejadian ini dapat memperkuat informasi ayat tersebut di atas.



Medan, 14 Februari 2004


DR. H. Ramli Abdul Wahid, MA

Tidak ada komentar: